Nyeri akut yaitu pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan (PPNI, 2017).
Di dalam SDKI diagnosis ini masuk pada kategori psikologis subkategori nyeri dan kenyamanan dan diberi kode D.0001.
Artikel ini akan menjelaskan secara lengkap terkait diagnosis nyeri akut, penyebab, tanda dan gejala yang biasa muncul, serta intervensi apa yang tepat diberikan pada nyeri akut sesuai dengan aturan SLKI dan SIKI
Penyebab
- agen pencedera fisiologis (mis, inflamasi, iskemia, neoplasma)
- agen pencedera kimiawi (mis. terbakar, bahan kimia iritan)
- agen pencedera fisik (mis. abses, amputasi, terbakar, terpotong mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan)
Gejala dan Tanda Mayor
Subyektif : mengeluh nyeri
Objektif :
- Tampak meringis
- bersikap protektif (mis. waspada, posisi menghindari nyeri)
- gelisah
- frekuensi nadi meningkat
- sulit tidur
Gejala dan Tanda Minor
Objektif
- Tekanan darah meningkat
- Pola napas berubah
- Nafsu makan berubah
- Proses berpikir terganggu
- Menarik diri
- Berfokus pada diri sendiri
- Diaforesis
Kondisi klinis terkait
- Kondisi pembedahan
- Cedera traumatis
- Infeksi
- Sindrom koroner akut
- Glaukoma
Luaran Nyeri Akut- SLKI (PPNI, 2019)
Tingkat Nyeri (L.08066)
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat dan konstan.
Dalam Standart Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) tujuan dilakukan intervensi diharapkan tingkat nyeri menurun dengan kriteria hasil :
- Keluhan nyeri menurun
- Meringis menurun
- Sikap protektif menurun
- Gelisah menurun
- Kesulitan tidur menurun
- Menarik diri menurun
- Berfokus pada diri sendiri menurun
- Frekuensi nadi membaik
- Pola napas membaik
- Tekanan darah membaik
Intervensi Nyeri Akut- SIKI (PPNI,2018)
Manajemen Nyeri (I.08238)
Definisi : Mengidentifikasi dan mengelola pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat dan konstan
Tindakan
Observasi
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respon nyeri nonverbal
- identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
- Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
- Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
- Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
- Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hipnosis, akupresure, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat atau dingin, terapi bermain)
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab periode dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Pemberian Analgesik (I.08243)
Definisi : Menyiapkan dan memberikan agen farmakologis untuk mengurangi atau menghilangkan rasa sakit.
Observasi
- Identifikasi karakteristik nyeri (mis. pencetus, pereda, kualitas, lokasi, intensitas, frekuensi, durasi)
- Identifikasi riwayat alergi obat
- Identifikasi kesesuaian jenis analgesik (mis. narkotika, non-narkotika, atau NSAID) dengan tingkat keparahan nyeri
- Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah pemberian analgesik
- Monitor efektivitas analgesik
Terapeutik
- Diskusikan jenis analgesik yang disukai untuk mencapai analgesik optimal, jika perlu
- Pertimbangkan penggunaan infus kontinu, atau bolus opioid untuk mempertahankan kadar dalam serum
- Tetapkan target efektifitas analgesik untuk mengoptimalkan respon pasien
- Dokumentasikan respons terhadap efek analgesik dan efek yang tidak diinginkan
Edukasi
- Jelakan efek terapi dan efek samping obat
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian dosis dan jenis analgesik, sesuai indikasi
Sumber
- PPNI, Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1 Ce. Jakarta: PPNI, 2017.
- PPNI, Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1 Ce. Jakarta: PPNI, 2019.
- PPNI, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi I Ce. Jakarta: PPNI, 2018.